Rabu, 14 Oktober 2009

Umur Ummat Islam

Menurut Muhammad Amin Jamaluddin, ketika beliau menafsirkan beberapa hadits
mengenai umur ummat Yahudi, Kristen, ummat Islam, diisyaratkan umur
ummat Islam itu 1500 tahun. Sekarang sudah 1428 Hijriah, jadi tinggal 72
tahun lagi. Itu belum dipotong waktu perjuangan Muhammad ketika di
Makkah, yang memakan waktu 13 tahun. Jadi umur ummat Islam tinggal
kira-kira 59 tahun.

Nah, kalau masa kekhalifahan di akhir zaman --yang menurut hadits akan
berlangsung 40 tahun-- terjadi pada masa damai, maka huru-hara besar itu
akan terjadi dalam kurun waktu kurang dari 23 tahun ke depan ini.
Kemunculan khilafah akan didahului oleh terjadinya huru-hara, dimana
kaum Muslimin berada di bawah komando Imam Mahdi.

Kemunculan Imam Mahdi juga akan ditandai dengan munculnya bintang
berekor atau komet. Menurut yang saya dengar dari para astronom, komet
akan muncul tahun 2022. Jadi kalau pada saat itu muncul Imam Mahdi,
sebuah perhitungan yang sangat mungkin. Bisa jadi kemunculan Imam Mahdi
justru akan lebih cepat daripada itu.

Berikut kutipan dari penuturan Ust Ihsan Tanjung mengenai hari akhir zaman:

Apa ciri-ciri khusus Imam Mahdi itu?
Menurut Rasulullah Saw, namanya seperti nama Rasulullah dan ayahnya pun
sama dengan ayah Rasulullah.

Saat muncul, Imam Mahdi berusia berapa?
Kira-kira seusia Nabi ketika pertama kali perang. Rasulullah pertama
kali perang ketika usianya sekitar 55 tahun, Perang Badar.

Kalau begitu, saat ini sebenarnya Imam Mahdi sudah ada ya?
Ya, sudah ada, tapi oleh Allah Swt belum dimunculkan. Kalau sekarang
kita tidak tahu Imam Mahdi itu siapa, bukan hal yang aneh, karena memang
ia fenomena yang akan muncul mendadak.

Bukankah sudah ada beberapa orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi?
Tidak bisa. Imam Mahdi itu dibaiat oleh 313 pemuda di Ka'bah. Jumlah itu
sama dengan pasukan Perang Badar. Baiatnya bersifat terbuka, meskipun
sebenarnya Imam Mahdi enggan dijadikan pemimpin. Kalau ada yang
mengaku-aku Imam Mahdi, itu omong kosong.

Apakah kelak Imam Mahdi akan memimpin kekhalifahan Islam?
Ya. Sebelum itu ia akan memimpin beberapa peperangan dalam rangka
meruntuhkan Tatanan Dunia Baru ini. Perang meruntuhkan maalikan
jabariyan (penguasa diktator) ini dimaksudkan untuk mewujudkan The Next
World Order (Tatanan Dunia Kelak).

Peperangan apa saja itu?
Ada empat perang besar. Pertama, perang melawan penguasa semenanjung
Arab. Kaum Muslimin menang. Kedua, perang melawan penguasa zhalim
Persia, juga menang. Ketiga, pe rang melawan Rum atau Eropa, juga
menang. Terakhir perang melawan Dajjal dan 70 ribu tentara Yahudi.

Ketika Imam Mahdi sedang berkonsolidasi di Damaskus (Suriah), waktu
shalat Shubuh tiba. Iqamat dikumandangkan, lalu Imam Mahdi hendak maju
menjadi imam. Muncul tanda besar kedua akan terjadinya hari kiamat,
yaitu Isa 'Alaihissallam (As) turun di Menara Putih, masjid sebelah
timur Damaskus.

Imam Mahdi memohon agar Isa yang menjadi imam shalat. Namun Isa As
menolak, "Demi Allah, inilah kelebihan ummat Muhammad, sebagian engkau
menjadi pemimpin sebagian ummat lainnya. Engkau pemimpin ummat ini,
Imam Mahdi, Engkau yang memimpin shalat. Aku menjadi ma'mum."

Sesudah shalat, mereka bertolak menuju hari bertemunya dua pasukan.
Yaitu pasukan kaum Muslimin yang dipimpin Imam Mahdi dan Nabi Isa As,
melawan pasukan Yahudi yang dipimpin Dajjal.

Perang ini terjadi dimana?
Persisnya saya tidak tahu, tetapi tidak jauh dari Baitul Maqdis.
Menurut hadits, ketika melihat Isa As dari kejauhan, Dajjal "mengkerut"
lalu berusaha kabur. Ia dikejar terus oleh Nabi Isa sampai akhirnya
terbunuh di pintu Lod, salah satu pintu masuk ke Baitul Maqdis. Dajjal
tewas tertusuk tombak. Nabi Isa As lalu mengangkat tinggi-tinggi tombak
itu, supaya orang-orang yang selama ini percaya pada Dajjal dan
menganggapnya sebagai Tuhan, menyadari bahwa sikap itu keliru.

Kekhalifahan nanti pusatnya dimana?
Pusatnya di Baitul Maqdis.

Setelah umur ummat Islam berakhir, apa yang terjadi kemudian? Menurut
hadits, setelah khilafah berdiri, kemakmuran akan terjadi dimana-mana.
Pada masa itu tetap ada orang kafir, sampai pada masa tertentu Allah Swt
mendatangkan tanda akhir zaman, yaitu hembusan angin sepoi-sepoi
dari arah Yaman (selatan). Itu terjadi setelah wafatnya Isa Ibnu Maryam.
Semua orang Islam, hatta yang hanya punya keimanan sebiji zarah,
akan menghirup udara itu dan meninggal dengan damai.
Ya sudah, selesai. Berakhirlah umur ummat Islam.

Di dunia tinggal ummat yang kafir 24 karat. Terjadilah kekacauan dan
kehancuran luar biasa, karena tidak ada lagi amar ma'ruf nahiy munkar.
Nabi menggambarkan, saat itu manusia tak akan malu-malu bersenggama
seperti keledai di jalanan. Makkah dan Madinah dihancurkan, sehingga
datanglah kiamat yang mengerikan. Alhamdulillah, ummat Islam tidak akan
mengalami fase penghancuran yang amat mengerikan itu.

Tidak banyak ulama atau ustadz yang concern bicara tentang tema akhir zaman.

Ihsan Tandjung pun menyadari hal itu. Bahkan ia kerap mendengar
celoteh masyarakat, yang mengungkapkan ketidaksukaannya kepada muballigh
yang bicara tentang akhir zaman, syurga, dan neraka. "Masyarakat kita
menganggap kehidupan akhir zaman sebagai hal yang tidak penting,"
Ihsan menyimpulkan.

Meski begitu, Ihsan tetap percaya diri untuk terus maju. Imam Mahdi,
Dajjal, Armageddon, kiamat, adalah kosakata yang kerap meluncur dari
bibirnya ketika ceramah. "M asyarakat harus terus diingatkan," alasannya.

Ihsan juga terus mengingatkan agar kaum Muslimin waspada terhadap fitnah
kaum Yahudi yang mengepung dari segala penjuru. "Dunia saat ini memang
sangat tidak ramah terhadap nilai-nilai keimanan," ujarnya sewaktu
ceramah di sebuah instansi pemerintah di Jakarta.

Konflik kaum Muslimin dengan Yahudi memang sudah sunnatullah. Ihsan
menyebutnya sebagai sunnah at-tadafu' al-insany (ketentuan Ilahi berupa
pergolakan antarmanusia). "Konflik antara ummat Islam dan Yahudi
Adalah konflik hakiki," kata penulis buku "Pertarungan Abadi" ini.

Selain tema-tema memahami zaman, Ihsan juga rajin menyerukan digalangnya
ukhuwwah antar harakah Islam. Menurutnya, jika kita menghayati desain
besar Allah untuk mengakhiri zaman ini, maka berbagai friksi dan
ketegangan yang terjadi di antara gerakan Islam menjadi kurang relevan.
"Kita harus semakin rajin merapatkan barisan, seperti pada shalat
berjama'ah," katanya.
http://dolinktome.com/browse/2546/cerita-tentang-hari-kiamat.cnet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar